Sunday, February 04, 2018

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH

Sejarah memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia pada masa sekarang. Subagyo (2010:52) dan Wasino (2007:14) menyebutkan bahwa paling tidak ada beberapa guna sejarah bagi manusia yang mempelajarinya, yakni (1) edukatif (untuk pendidikan), (2) instruktif (memberikan insruksi/ perintah), (3) inspiratif (memberikan ilham), serta (4) rekreatif (memberikan kesenangan).
Sejarah memiliki fungsi edukatif (untuk pendidikan) karena dengan memahami sejarah berarti telah diambil satu manfaat atau hikmah dari terjadinya sutu peristiwa sejarah. Kaitannya antara sejarah dengan pendidikan, ada sebuah kalimat bijak tentang peranan sejarah bagi manusia yang berbunyi historia vitae magistra yang bermakna “ sejarah adalah guru kehidupan”. Makna sejarah sebagai guru kehidupan ini sangat dalam, karena memerlukan pemikiran mengapa sampai sejarah itu digunakan sebagai guru kehidupan. Maksud dari kalimat tersebut adalah bahwa sejarah memiliki fungsi pendidikan, yang mengajarkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dengan melihat peristiwa yang telah terjadi untuk kemudian diambil hikmahnya. Kuntowijoyo (1995:24) menerangkan bahwa ada beberapa fungsi sejarah kaitannya dengan sarana pendidikan, yaitu sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, dan keindahan. Collingwood (1990:254) “ bahwa mengenal diri sendiri berarti mengenal apa yang kita mampu lakukan, dan seorangpun mengetahui apa yang bisa dia perbuat sampai dia mencobanya, maka satu-satunya kunci untuk mengetahui apa yang bisa diperbuat seseorang adalah apa yang telah dia perbuat, maksudnya adalah dari sejarah masa lampaunya”. Wineburg (2006:8) bahwa “sejarah memiliki potensi untuk menjadikan kita manusia yang berperikemanusiaan, hal yang tidak dapat dilakukan oleh mata pelajaran lain dalam kurikulum sekolah.”
Pada tanggal 22 Mei 2013 kami melakukan observasi cara mengajar pelajaran sejarah di SMA 1 Bae Kabupaten Kudus yang merupakan sekolah unggulan. Pak Suparman merupakan salah satu guru sejarah dan juga merupakan wali kelas XII IPS, dalam melakukan proses mengajar dimulai ketika beliau mulai masuk kelas pertama-tama guru mengucapkan salam kepada murid “selamt pagi atau selamat siang” kemudian dilanjutkan dengan satu kelas serentak menyuarakan yel-yel dengan kompak, ketika guru berkata “ jas merah” kemudian peserta didik membalas dengan berkata“ sejarah” dan begitu sebaliknya. Peserta didik yang tadinya tidak memperhatikan, malas untuk belajar karena mengantuk menjadi semangat serta menarik perhatian peserta didik, adapun yang mengantuk menjadi terbangun karena terdengar suara yang ramai dan kompak oleh yel-yel tadi yang disuarakan atau karena menghayati yel-yel yang disuarakan menjadikan peserta menjadi semangat belajar.
Kemudian dilanjutkan dengan guru menanyakan kabar hari ini keadaan peserta didik adakah yang tidak masuk dilanjutkan dengan membahas isu-isu yang sedang hangat di TV maupun di masyarakat atau membahas tentang peristiwa yang bersankutan dengan materi pembelajaran sejarah, masuk pada pembelajaran sejarah dengan Standar Kompetensi: Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-20. Serta Kompetensi Dasar: Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan dunia internasional setelah Perang Dunia II dan Perang Dingin. Kemudian guru menyuruh bagi yang mempunyai buku paket maupun LKS harap di buka halaman sekian kemudian guru menerangkan materi.  Karena waktunya yang hanya 45 menit sedangkan materi pembelajaran sejarah yang sangat banyak maka guru menggunakan metode ceramah karena metode ini dianggap sesuai serta mampu menyampaikan materi yang banyak dalam waktu yang pendek. Namun sudah dipastikan yang tadinya peserta didik semangat belajar oleh yel-yel yang dilakukan, karena mendengarkan ceramah secara panjang lebar banyak siswa yang mengantuk kembali, serta tidak memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara dengan temannya. Kemudian cara guru untuk membangunkan peserta didik agar semangat kembali yang mengantu bahkan tidur kemudian yang tidak memperhatikan dan bicara sendiri dengan cara mendekati mengasih pertanyaan sehingga suasana dapat terkendali lagi. Setelah guru dirasa sudah cukup mengasih materi kepada peserta didik maka selanjutnya guru mengasih PR (Pekerjaan Rumah) untuk membaca serta mencari tahu tetang meteri yang belum disampaikan karena keterbatasan waktu serta banyaknya materi yang harus diselesaikan.
Selanjutnya kami melakukan observasi cara mengajar pembelajaran sejarah yang kedua dengan Bu Dwi salah satu guru sejarah, ketika masuk kelas Bu Dwi, pertama-tama masuk tidak melakukan yel-yel seperti pak suparman namun mengajak peserta didik untuk berdo’a menurut agamanya masing-masing kemudian Bu Dwi menyiapkan segala keperluan untuk proses belajar dengan menyalakan laptop dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh guru melalui laptop dengan LCD yang sudah disediakan di kelas. Menurut Sutarman (2009:64-68) fungsi TIK adalah:(1) Memudahkan dalam berkomunikasi guna mendapatkan informasi, karena orang dapat berkomunikasi tanpa harus bertemu muka dan memperoleh informasi tanpa harus datang ditempat kejadian;(2) Mengembangkan kemampuan dan kesadaran masyarakat, khususnya kesadaran bahwa teknologi makin berkembang dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan;(3) Menunjang dan meningkatkan kulitas pendidikan, baik informasi, pengetahuan, ketrampilan maupun rasa kemanusiaan yang dapat mendidik masyarakat;(4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan publik dalam pembelajaran pembelajaran, dan (5) Mendorong berdemokrasi dalm membuka peluang bisnis, mengingat media ini dapat dimanfaatkan untuk menawarkan produ dan memudahkan peminat produk untuk mendapatkan barang yang ditawarkan, kompetisi untuk memperoleh peluang tanpa melihat hubungan khusus sebelumnya.
Sanjaya (2006:146) bahwa: (1) Saat ini perkembanngan ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat, sehingga apabila guru dan peserta didik hanya mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber pembelajaran bisa jadi materi yang dipelajarinya cepat usang, mengingat baisanya buku teks, masing jarang memanfaatkan sumber buku referensi sejarah hasil penelitian terbaru (2) kemajuan teknologi informasi memberi kemungkinan bahwa materi pembelajaran tidak hanya tersimpan dalam buku teks, tetapi tersimpan dalam bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien, misalnya dalm bentuk CD, kaset; (3) Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunutut siswa untuk tidak sekedar mnguasai informasi teoritis, tetapi berbagai informasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan ligkungan dan tempat tinggal siswa.
Mulyasa (2005:50) bahwa (1) sumber pembelajaran merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Di sisi sumber pembelajaran merupakan peta dasar yang perlu dijajagi secra umum agar wawasan terhadap pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh lebih awal; (2) sumber pembelajaran merupakan pemandu secara teknik dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menujupenguasaan keilmuan secara tuntas;(3) sumber pembelajaran memberikan macam ilustrasi dan contoh-contoh berkaitan aspek-aspek bidang ilmu yang dipelajari;(4) Sumber pembelajaran memberi petunjuk dan gambaran kaitan bidang ilmu yang dipelajari dengan bidang ilmu lain; (5) sumber pembelajaran menginformasikan sejumlah temuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan keilmuan tertentu, dan (6) sumber pembelajaran menunjukkan berbagai permasalahan yang merupakan konsekuensi logis dalam suatu keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.
Kemudian menerangkan materinya juga sama mengenai perkembangan Iptek, setelah materi dirasa cukup, dilanjutkan dengan tanya jawab membuat kelompok karena waktunya yang lebih panjang dari pembalajaran sejarah sebelumnya yaitu 2 X 45 Menit. Masing-masing kelompok menunjukkan contoh yang sesuai materi karena kemaren sudah dikasih tugas, ada yang menampilkan berupa gambar, video ada juga film. Stelah itu masing-masing kelompok bertanya namun berhubung waktunya sedikit pertanyaan tadi dicatat oleh semua kelompok kemudian pertemuan yang akan datang kelompok yang dikasih pertanyaan tadi bertanggung jawab menjawab pertanyaan yang diajukan namun kelompok lain jika mempunyai jawaban yang lebih bagus boleh menjawab pertanyaan kelompok lain. Ketika dalam pembelajaran sejarah berlansung ada yang tidak memperhatikan, mengantuk atau bicara sendiri cara Bu Dwi untuk mengatasinya dengan mendekatinya saja mereka terus pada takut dan kembali sesuai temen-temennya kembali. Setela dirasa cukup maka pembelajaran ditutup dengankesimpulan yang disampaikan oleh Bu Dwi sendiri.
Siklus Refleksi
Deskripsi
Perencanaan tindak lanjut Evaluasi
Deskripsi (apa yang terjadi, dialami, dilihat, dilakukan)
Evaluasi ( apa yang baik/tidak baik, bermanfaat/tidak dari peristiwa)
Perencanaan tindak lanjut (apa yang seharusnya dilakukan/sebaiknya dilakukan)
Deskripsi
Dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA 1 Bae Kudus guru menggunakan “Yel-yel” untuk membangkitkan semangat para peserta didik yang tidak semangat karena berbagai alasan serta membuat kesan semangat karena mata pelajaran sejarh salah satu aspek penting dalam pembelajaran sejarah adalah penanaman nilai.nilai tersebut bisa bersifat politis, suatu nilai yang membantu perpolitikan dalam negeri (Kochar,2008:61). Kemudian dilanjutkan dengan model pembelajaran kelompok yang awalnya dimulai dari guru yang menjelaskan materi erta peserta didik dilanjutkan dengan tanya jawab.



Evaluasi
Dengan waktu yang terbatas guru bijak dalam menaggapi kndisi demikian sehingga waktu yang diperlukan untuk menghabiskan materi sejarah yan begitu banyak tidak menjadi masalah
Perencanaan Tindak Lanjut
Cara yang dilakukan di SMA 1 Bae Kudus sudah cukup bagus dengan menggunakan “Yel-yel” maupun dengan belajar kelompok namun perlu di tambah










Daftar Pustaka
Collingwood,R.G. 1990. The Idea of History. London: Oxford University Press
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Bentang Budaya
Kochar, S.K.2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: Gramedia
Mulyasa.2005. kurikulum berbasis kompetensi. Bandung : PT Remaja Remaja
Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media.
Subagyo.2010. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang : FIS UNNES
Sutarman.2009. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.
Wasino.2007. Dari Riset hingga Tulisan Sejarah. Semarang: Unnes Press

Wineburg, Sam.2006. Berpikir Historis: Memetakan Masa Depan Mengajarkan Masa Lalu.
Penerjemah Masri Maris. Jakarta : Yayasa Obor Indonesia

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment