Wednesday, September 25, 2019

Resensi buku Revolusi Pancasila

Resensi buku Revolusi Pancasila
Judul buku      : Revolusi Pancasila
Penulis             : Yudi Latif
Penerbit            : Mizan
Tahun Terbit    : 2015
Halaman          : 208 hal

Sebuah negeri yang bernama Indonesia,yang dihuni ratusan suku yang berbeda budaya.Negeri yang dijuluki kebanyakan orang tanah surga,tanah yang ditanami tongkatpun akan tumbuh pohon berbuah aneka macamnya.Namun,kenyatannya sumber daya alam sebanyak ini tidak dapat dinikmati seluruhnya.Watak keserakahan sebagian elite kekuasaan telah merampas hak yang semestinya orang pinggiranpun menerimanya.
Didalam buku ini, penulis mengunkapkan rasa kepihatinanya terhadap keadaan Indonesia saat ini.dimana,kanker krisis khususnya moral telah mengiris dan menyerang segala jaringan pembuluh darah dan menembus kedalaman jantung kehidupan.upaya yang dilakukan tak lain hanyalah operasi penyakit ini sampai akar-akarnya atau bisa disebut juga revolusi.revolusi disini adalah revolusi yang sesuai dengan nurani kemanusiaan dan warisan luhur bangsa,yaitu revolusi pancasila.
Pada halaman ketiga dikatakan secara umum,pemerintah Negara belum berhasil menunaikakan kewajibannya mewujudkan cita cita kemerdekaan yaitu “melindungi segenap bangsam Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi.
Individualisme,materialisme dan hedonisme telah membaur disemua aspek kehidupan masyarakat.Keragaman dan perbedaan yang mestinya timbul rasa saling mengenal,menhormati,berbagi dan menguatkan persatuan.justru menimbulkan perilaku saling menyangkal,mengucilkan dan saling meniadakan.Demokrasi yang bertujuan sebagai sarana mengendalikan kepentingan perseorangan,malah kini menjadi sarana mewujudkan kepentingan perseorangan untuk mengontrol institusi dan kebijakan public.
Untuk mengatasi segala macam problematika yang ada ini maka diperlukan pembangunan mental-karakter yang harus mempertautkan antara proses membentuk pribadi yang bermental dan berkarakter baik dengan kolektivitas bangsa yang bermental dan berkarakter baik pula.dengan adanya integrasi tersebut maka akan Nampak pula manfaatnya .
Penguatan mental yang harus dilakukan meliputi 3 hal ; yaitu penguatan mentalitas-budaya kemandirian,mentalitas-budaya gotong royong,dan mentalitas budaya pelayanan.Ketiganya ini bisa disebut dengan istilah “Tricita Revolusi Mental”.
Mentalitas kemandirian bangsa Indonesia memprihatinkan,perilaku manusianya cenderung terperangkap dalam dua pilihan ekstrem: melakukan apa yang orang (bangsa) lain lakukan atau melakukan apa yang diinginkan orang (bangsa) lain,hal ini dapat menimbulkan mental pecundang dan totalitarian.untuk itu mentalitas kemandirian harus ditumbuhkan agar manusia bangsa ini dapat menghargai dirinya sendiri dalam menggali dan mengembangkan potensi diri serta mengambil pilihan menurut pendiriannya dalam rangka melakukan yang tebaik.
Salah satu nilai fundamental bangsa Indonesia sejak dulu adalah nilai “gotong-royong”.nilai inilah yang belum dimiliki oleh bangsa lain.gotong royong adalah pembanting tulang bersama,pemerasan keringat bersama dan perjuangan bantu membantu bersama.tapi sayangnya sekarang ini nilai-nilai gotong royong mulai luntur dikarenakan tekanan nilai-nilai dari luar yang belum tentu berdampak baik bagi kehidupan berbangsa.untuk itu revolusi mental harus merestorasi warisan budaya gotong royong dalam arti yang lebih luas.yang mencakup pengembangan budaya “silih asih,silih asah,dan silih asuh”;berat sama dipikul,ringan sama dijinjing;tolong menolong dengan semangat koperasi;saling menghargai dalam perbedaan.
Kedua mentalitas diatas muaranya adalah mentalitas budaya “pelayanan”.mentalitas pelayanan ini sangat penting karena ini merupakan cita-cita pendiri bangsa ini yang termuat dalam pembukaan Undang-Undang dasar.sebagai manusia harus mampu memberikan kemanfaatan pelayanan bagi manusia yang lain.
Sistem ekonomi Pancasila dan gagasan Negara kesejahteraan itu hanya bisa dijalankankan secara penuh dan konsisten sejauh apa yang dimiliki Indonesia,yang disebut Soekarno sebagai kemampuan untuk berdikari diatas kakinya sendiri (berdikari).Bangsa Indonesia hendaknya tidak membudayakan perilaku ekonomi boros,yang dapat menimbulkan utang kepada luar negeri.Saat ini yang harus dilakukan adalah menumbuhkan keyakinan(terutama kepada pemimpin) bangsa Indonesia sendiri,yang dapat penerapan system ekonomi Pancasila demi kesejahteraan bangsa.
Dalam melaksanakan usaha-usaha pokok secara akseleratif itu,taktik dan setrategi yang bisa ditempuh antara lain dengan menggunakan gagasan Soekarno yang disebut sebagai “retooling”,yang artinya mengganti alat yang lama dengan alat yang baru.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam revolusi Pancasila melalui program program prioritas antara lain;Mengukuhkan Pancasila sebagai ideology Negara dan pandangan hidup bangsa;Mengukuhkan Negara hukum pancasila;Memperjuangkan dalam kedaulatan politik;memperjuangkan kemandirian dalam perekonomian;Memperjuangkan kepribadian dalam kebudayaan;Menguatkan (dukungan) kohesi social dan;Menguatkan (dukungan) system pertahanan keamanan.


Membaca buku ini dari awal sampai akhir sungguh sangat menarik.realita kehidupan berbangsa saat ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang bagus, yang membuat para pembaca terbawa dengan isi buku ini.Penulis mampu menganalisis secara tajam problematika yang melanda negeri ini.Kalimat-kalimat yang penting dicetak tebal guna mempermudah ingatan pembaca akan pesan yang disampaikan. Statement dari pendiri bangsa juga dimasukkan dalam buku ini sebagai motivasi kepada para pembaca khususnya penerus bangsa agar bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.
Kesimpulan dari buku ini bahwa,dalam usaha menjalankan Revolusi Pancasila ditengah kesemarakan gairah materialisme,hedolisme dan banalisme memang ibarat menabrak dinding tebal yang sulit ditembus.Untuk itu,diperlukan kebesaran jiwa yang teguh pendirian dan berani menyimpang dari mainstream.Dibutuhkan jiwa-jiwa profetis-patriotis,yang berani membiasakan yang benar,bukan membenarkan yang biasa,tidak pernah putus asa dalam menahan cobaan dan gempuran.Kita biarkan bangsa ini hancur,atau bangkit bertempur.

Resensi buku sausapor "saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia"

Resensi buku sausapor "saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia"
- Judul : sausapor "saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia"
-Pencipta:Anna.m.f.parera
-Penerbit:Direktoral jenderal kebudayaan
-Tebal halaman buku:133
-Kelebihan buku:ceritanya menarik.kata katanya mudah di pahami.katanya baku.yang membaca lebih mengetahui sejarah perang dunia ke 2
-Kekurangan:ceritanya lebih detail kalau membacanya lumayan pusing.kata katanya juga ada yang kurang baku

-Judul buku ini adalah sausapor saksi sejarah perang dunia ke 2 .yang terjadi di indonesia.

-Buku ini berisi mengenai sejarah perang dunia ke-2 yang terjadi, dalam hal ini di Sausapar, yang sekarang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tambrauw. Daerah itu merupakan salah satu tempat yang dijadikan basis pertahanan Sekutu untuk melawan Jepang, yang pada waktu itu juga berada dalam wilayah Sarong. Dimana Sausapar dahulunya termasuk dalam wilayah Sarong (disebut sebagai tanah besar, karena wilayah kekuasaan Sarong yang cukup luas), sehingga Jepang melakukan penjajahan terhadap masyarakat setempat hingga ke Sausapar. Sausapar juga dipandang sebagai daerah strategis oleh Sekutu untuk membangun pangkalan udara di daerah tersebut agar dengan mudah melihat gerak-gerik melawan Jepang.

Resensi buku Bumi Manusia

Resensi buku Bumi Manusia
Judul        : Bumi Manusia
Penulis    : Pramoedya Ananta Toer
Halaman : 535
Penerbit : Lentera Dipantara
Cetakan  : ke-17, Januari 2011
ISBN        : 979-97312-3-2

Bumi manusia adalah buku pertama dari tetralogy pulau buru karya Pramoedya Ananta Toer (Pram), beliu adalah sastrawan besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Buku ini sudah ada dalam pikiran Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1973 ketika diasingkan di pulau Buru, sebelum akhirnya beliau tulis pada tahun 1975.

Buku ini menceritakan kejadian tahun 1898 sampai tahun 1918, pada saat itu adalah saat dimana munculnya pemikiran politik etis dan awal dari kebangkitan Nasional, dan menjadi awal tumbuhnya pemikiran untuk berorganisasi dibangsa ini.

Minke (Tirto Adhie Soerjo), adalah seorang pribumi keturunan ningrat yang memiliki pemikiran seperti orang-orang eropa (pada masa itu). Minke adalah seorang pemuda yang cerdas, penyuka sastra, yang berbeda dengan pemuda lain pada masa itu.
Annelis Mellema (Ann) adalah gadis yang dikatakan amat sangat cantik (dalam novel ini), bahkan kecantikannya dikatakan melebihi kecantikan dari Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda pada saat itu), Ann merupakan putri dari seorang  Nyai, namun bukan seorang Nyai biasa, Ann merupakan putri dari seorang ibu yang luar biasa, seorang ibu yang mampu mengurusi banyak pekerjaan setelah Tuan Mellema, Tuannya (suami tidak sahnya), berubah menjadi seorang yang sudah tidak peduli pada apapun disekelilingnya. Ann lebih memilih untuk menjadi seorang pribumi seperti ibunya disbanding menjadi seorang Belanda. Ann begitu manja pada mamanya, sikapnya begitu manis. Sangat berbeda dengan sikap abangnya, Robert Mellema yang selalu merasa bahwa dirinya seorang belanda tulen dan Robert tidak menganggap Nyai sebagai ibunya. Robert sangat mengagumi ayahnya.

Dalam buku ini Pram menanamkan bahwa pentingnya belajar, khususnya membaca, dengan membaca. Dalam kisah ini, seorang Nyai dapat menjadi seorang guru kehidupan bagi seorang siswa H.B.S (sekolah yang bergengsi pada saat itu). Semua itu bisa terjadi karena sang Nyai giat menimba ilmu, terlebih dahulu sang Nyai pernah diajari begitu banyak hal oleh Tuannya (Suami tidak sah) yaitu Tuan Mellema. Novel ini bukan melulu tentang konflik pergerakan, namun semua konflik tertanam didalamnya, mulai dari pergolakan pemikiran sampai hati terkemas dengan apik dalam kisah ini.

Sudut pandang orang pertama dalam kisah ini, membuat kita seperti berada pada masa itu, dan mengikuti tepat disisi Minke dan menyaksikan secara langsung kejadian-kejadian yang terjadi. Pemikiran-pemikiran untuk keadilan para pribumi, sikap masyarakat yang ada pada saat itu, strata sosial yang ada pada saat itu, semuanya terbalut dengan indah dalam kisah cinta yang terjalin antara Minke dan Ann.

RESENSI buku Jejak Langkah

RESENSI buku Jejak Langkah
Judul                     : Jejak Langkah

Penulis                 : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit              : Lentera Dipantara

Cetakan               : 9, 2012

Tebal                     : X + 724 Halaman

Genre                   : fiksi roman

ISBN                      : 979-97312-5-9






Penulis :

Pramoedya Ananta Toer lahir pada 1925 di Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Hampir separuh hidupnya dihabiskan di dalam penjara, namun tak membuatnya berhenti sejengkal pun menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional dan dia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karyanya dilarang dan dibakar.

Semasa hidup Pram telah melahirkan 50 karya lebih dan telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa asing. Pram juga mendapat beragai penghargaan dalam dunmia sastra dan kebudayaan, dan juga masuk dalam kandidat pemenang penghargaan Nobel Sastra.

Sinopsis :

Novel "Jejak Langkah" adalah bagian dari tetralogy buruh yang ketiga setelah "Bumi Manusia" dan "Anak Semua Bangsa" yang ditulis oleh Pram semasa berada di pulau Buru, tidak hanya ditulis, buku ini sebelumnya juga telah diceritakan secara lisan kepada teman-teman di pulau Buru.

Dalam novel ini bernuansa zaman kolonial. Pada setiap peristiwa yang ditulis sangat rapi dengan detail gambaran tempat, waktu dan suasana yang membuat kita merasa seakan berada pada masa kolonial.

Buku ini juga menjelaskan bagaimana awal berdirinya organisasi pribumi di Nusantara. Dan dikemas dalam sebuah sejarah roman yang membuat kita memahami sejarah bukan hanya sebagai pelajaran yang dihafal. Tetapi juga membuat kita seakan larut dalam suasana sejarah itu.

Isi novel :

Ini novel ini adalah sebuah sejarah yang dikemas dengan cerita fiksi

Pada awal buku ini menceritakan kebangkitan bengsa-bangsa lain yang ada di Nusantara yang menjadika pribumi semakin tersingkirkan. Hal ini belum juga memunculkan kesadaran pada diri kaum pribumi yang berada di bawah kolonialisme Belanda.

Pada pertengahan, novel ini menceritakan sebuah kesadaran dari beberapa pelajar pribumi yang sudah mulai berfikir secara luas karena sudah mendapat pendidikan modern. Juga adanya wanita bernama RA Kartini yang berjuang untuk memperjuangkan pendidikan walau kerkekang sebuah adat yang mengikat.

Pada akhir dari novel ini, perjuangan kaum terpelajar pribumi mulai berhasil mendirikan organisasi modern dan berhasil berkembang pesat, sampai menemui berbagai halangan dan perjuangan dalam melawan halangan itu.

Kelebihan :

Novel "Jejak Langkah" mengenalkan sejarah beserta suasana yang bisa dirasakan saat membacanyaMengenalkan sebuah sejarah yang tidak dibahas dalam pelajaran yang dikemas sebagai novel sejarah romanPenggunaan bahasa asing selalu dilengkapi penjelasan detail berupafootnote

Kekurangan :

Penjelasan latar sangat panjang kadang juga melebarUntuk dapat memahami dan mengikuti alur dan suasana yang digamarkan perlu mencapai halaman yang  jauh (penulis sendiri butuh sampai halaman 100-200)Memerlukan pemaharuan bahasa karena sudah ditulis lama

Saran :

 Novel "Jejak Langkah" ini sangat berguna untuk menambah wawasan sejarah anda, namun juga anda harus menyelesaikan dua buku sebelumnya dan satu buku setelahnya, anda bisa melihat gambaran suasana masa kolonial yang sesungguhnya dikemas dalam fiksi roman.