Monday, February 12, 2018

MAKALAH Peranan Ulama Di Dalam Masyarakat

MAKALAH
Peranan Ulama Di Dalam
Masyarakat


Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah  Sejarah Sosial
Oleh

Ananda saputra
31010101234

JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkatkan kehadirat Allah S.W.T berkat rahmatnya saya di beri kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa rahmat Allah mungkin saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar peranan ulama di masyarakat. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah S.W.T akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “peranan KH. M. Hasyim Asy’ari yang merupakan salah seorang tokoh pendiri organisasi islam di indonesia” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.












BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peranan ulama dalam menyebarkan agama islam di indonesia sangat besar. Sesuai dengan berkembangnya zaman semakin banyak ulama – ulama yang bermunculan. Peranan ulama di dalam masyarakat sangat besar sekali dalam menyebarkan ajaran – ajaran agama islam di indonesia. KH. M. Hasyim Asy’ari merupakan salah satu contoh peranan ulama yang cukup mempengaruhi di dalam masyarakat. Dilahirkan memiliki garis nasab keturunan silsilah dari Nabi Muhammad SAW. Hingga peranan - peranannya dalam masyarakat di indonesia
Peranan - peranan KH. M. Hasyim Asy’ari yang sangat besar bagi masyarakat indonesia ini sengaja dipilih karena menarik untuk dicermati dan perlunya mendapat dukungan dalam memberitahukan peran yang di lakukan KH. M. Hasyim Asy’ari di dalam masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. siapa itu KH. M. Hasyim Asy’ari?
2. bagaimana peranan dari KH. M. Hasyim Asy’ari?
3. apa saja karya-karya yang di hasilkan KH. M. Hasyim Asy’ari ?
C.  MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai peranan ulama di masyarakat
2. sebagai bahan evaluasi bagi pembaca makalah
3. sebagai referensi bagi pembaca

BAB II
KH. M. Hasyim Asy’ari  lahir Pada Hari Selasa Kliwon tanggal 14 Februari 1871 M, yang bertepatan dengan 24 Dzulqo’dah 1287, beliau kemudian diberi nama Muhammad Hasyim. Kelak beliau terkenal dengan nama Muhammad Hasyim Asy’ari. Nama yang dibelakang ini adalah nama ayahnya, Kiai Asy’ari. KH. M. Hasyim Asy’ari  bila di tarik garis nasabnya keatas maka beliau akan bersambung dengan Nabi Muhammad SAW, lewat Maulana Ishaq. Ayah Hadratus Syekh bernama Kiai Muhammad Asy’ari, seorang ulama’ tangguh berasal dari Gubug, Purwodadi Jawa tengah. Beliau adalah keturunan kelima Abdurrohman alias Joko tingkir. Menuntut ilmu ke berbagi pondok pesantren diantaranya Demak, Kudus, Jombang. Kemudian, tepatnya di desa keras beliau mendirikan pondok pesantren dan Masjid sebagai pusat pembelajaran serta peribadatan masyarakat sekitar. Dan di sanalah beliau dimakamkan.
Dari Komite Hijaz hingga Pendirian NU
Penjajahan panjang yang mengungkung bangsa Indonesia menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Pada tahun 1908 muncul sebuah gerakan yang biasa disebut Kebangkitan Nasional. Semangat Kebangkitan Nasional terus menyebar ke mana-mana, sehingga muncullah berbagai organisai pendidikan, sosial, dan keagamaan.
Di kalangan pesantren muncul pula organisasi-organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) tahun 1916, dan Taswirul Afkar tahun 1918 (dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri atau Kebangkitan Pemikiran). Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar, maka Taswirul Afkar tampil sebagi kelompok studi serta lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Tokoh utama dibalik pendirian tafwirul afkar ini adalah tokoh muda, KH Abdul Wahhab Hasbullah (pengasuh PP. Bahrul Ulum Tambakberas), yang juga murid Hadratus syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Kelompok ini lahir sebagai bentuk kepedulian para ulama terhadap tantangan zaman di kala itu, baik dalam masalah keagamaan, pendidikan, sosial dan politik.
Pada masa itu, Raja Saudi Arabia, Ibnu Saud, berencana menjadikan madzhab Wahabi sebagai madzhab resmi Negara. Dia juga berencana menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang selama ini banyak diziarahi kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia, karena dianggap bid’ah.
Di Indonesia, rencana tersebut mendapat sambutan hangat kalangan modernis seperti Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Akibatnya, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam serta tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.
Didorong oleh semangat untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta rasa kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban, maka KH. Hasyim Asy’ari bersama para pengasuh pesantren lainnya, membuat delegasi yang dinamai Komite Hijaz. Komite yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah ini datang ke Saudi Arabia dan meminta Raja Ibnu Saud untuk mengurungkan niatnya. Pada saat yang hampir bersamaan sama, datang pula tantangan dari berbagai penjuru dunia Islam atas rencana Raja Ibnu Saud tersebut, sehingga rencana itupun digagalkan. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Mekah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.
Tahun 1924, kelompok diskusi taswirul afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar. Hadratus syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang dimintai persetujuannya tentang rencana tersebut, meminta waktu untuk mengerjakan shalat istikharah, menohon petunjuk dari Allah. Namun dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum juga datang. Kiai Hasyim Asy’ari sangat gelisah. Dalam hati kecilnya beliau ingin berjumpa dan membicarakan hal itu kepada gurunya, KH Khalil bin Abdul Latif, Bangkalan.
Ketika KH. M. Hasyim Asy’ari menerima kedatangan pemuda As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. Keinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai
Dan pada Akhirnya, pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M, organisasi itu telah lahir dengan nama jam’iyah Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama. KH. M. Hasyim Asy’ari dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.
karya-karya Hadratus syekh
Adapun karya-karya Hadratus syekh yang dapat di telusuri dan dinikmati hingga saat ini diantaranya ialah:
1. Al-Tibyan fi an-nahy ‘an muqathaah al-arham wa al-aqarib wa al-ikhwan. Penjelasan dalam melarang memutus silaturrahim sanak famili, kerabat dan saudara.
2. Mukaddimah al-Qanun al-Asasy Li Jam’iyyah Nahdhatul Ulama. Pembukaan undang-undang dasar (landasan hukum pokok) organisasi Nahdhatul Ulama’
3. Risalah fi ta’kid al-akhdz bimadzhab al-aimmah al-arba’ah. Risalah yang menerangkan memperkuat berpegang teguh atas madzhab empat.
4. Mawaidz. Beberapa Nashihat.
5. Arba’in haditsan tata’alliq bi Mabadi’ Jam’lyah Nahdhatul Ulama’. 40 hadits Nabi yang terkait dengan dasar-dasar Nahdhatul Ulama’
Kelima kitab Hadratus syekh di atas yaitu,at-tibyan, al-qanun al-asasy, risalah, dan arbain dikumpulkan menjadi satu kitab yang diatasnya diberi judul besar AT-TIBYAN berjumlah 41 halaman.
1. An-Nur al-Mubin fi mahabbah sayyid al-mursalin. Cahaya yang jelas menerangkan cinta kepada pemimpin para rasul.
2. At-Tanbihat al- Wajibatliman yashna’ al-maulid bi al-munkarat. Peringatan-peringatan wajib untuk orang yang mengadakan kegiatan maulid dicampuri dengan kemungkaran
3. Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah fi hadits al-mauta wa syrat as-sa’ah wa bayan mafhum as-sunnah wa al-bid’ah. Risalah ahli sunnah wal jama’ah menerangkan tentang hadits-hadits yang menjelaskan kematian serta tanda-tanda hari qiyamat dan menjelaskan kefahaman sunnah dan bid’ah.
4. Ziyadah Ta’liqat a’la mandzumah as-Syekh ‘abdullah bin yasin al-fasuruani . Tambahan yang berhubungan atas nadzm syekh abdullah bin yasin Fasuruan.
5. Dhu’ul Misbah fi bayan ahkam an-nikah. Cahayanya sebuah yang benderang menerangkan hukum-hukum nikah.
6. Ad-Durosul Muntasyiroh Fi Masail Tis’a ‘asyaraoh. Mutiar yang memancar dalam menerangkan 19 masalah.
7. Hasyiyah ‘ala Fath ar-rahman bi syarah risalah al-wali ruslan li Syekh al-islam Zakariya al-anshari. Komentar atas kitab fath ar-rahman penjelas kitab risah al-wali ruslan karya Syekh al-islam Zakariya al-anshari.
8. Ar-rsalah at-tauhidiyah. Risalah tauhid.
9. Al-qalaid fi bayani ma yajib min al-aqaid.
10. Ar-risalah al-jama’ah.[2]
11. Ar-risalah fi al -’aqaid. Menerangkan aqidah
12. Ar-risalah fi at-tasawwuf. Menerangkan tentang ilmu tashawwuf
13. Adab al-‘Alim Wa al-Muta’allim fima yahtaju ilaih al-muta’allim fi ahwal ta’limih wa ma yatawaqqaf ‘alaih al-muallim fi maqat ta’limih .Sopan santun orang yang alim dan pelajar





KESIMPULAN
.KH. M. Hasyim Asy’ari merupakan salah satu contoh peranan ulama yang cukup mempengaruhi di dalam masyarakat. Karya – karya yang di hasilkannya adalah salah satu bentuk penyebaran ajaran – ajaran tentang islam di indonesia. Menjadi komite hijaz sampai mendirikan organisasi islam terbesar di indonesia merupakan suatu bukti bentuk peranannya dalam masyarakat. Peranan yang di lakukan oleh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam masyarakat menjadikannya seseorang yang patut untuk menjadi panutan dalam menyebarkan agama islam bagi kalangan muslim di indonesia.




















DAFTAR PUSTAKA

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment