MAKALAH
Peranan Ulama Di Dalam
Masyarakat
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah Sejarah Sosial
Oleh
Ananda saputra
31010101234
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
saya panjatkatkan kehadirat Allah S.W.T berkat rahmatnya saya di beri kesehatan
dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa rahmat Allah mungkin saya
tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun
agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar peranan ulama di masyarakat. Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah S.W.T akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat
tentang “peranan KH. M. Hasyim Asy’ari yang merupakan salah seorang tokoh pendiri organisasi islam di indonesia”
dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Peranan ulama
dalam menyebarkan agama islam di indonesia sangat besar. Sesuai dengan
berkembangnya zaman semakin banyak ulama – ulama yang bermunculan. Peranan ulama di dalam masyarakat sangat besar sekali dalam menyebarkan
ajaran – ajaran agama islam di indonesia. KH. M. Hasyim Asy’ari merupakan salah satu contoh peranan ulama yang cukup mempengaruhi di dalam
masyarakat. Dilahirkan memiliki garis nasab keturunan silsilah dari Nabi Muhammad SAW. Hingga peranan - peranannya dalam masyarakat di indonesia
Peranan - peranan KH. M. Hasyim Asy’ari yang sangat besar bagi masyarakat indonesia ini sengaja dipilih karena
menarik untuk dicermati dan perlunya mendapat dukungan dalam memberitahukan
peran yang di lakukan KH. M. Hasyim Asy’ari di dalam masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. siapa itu KH. M. Hasyim Asy’ari?
2. bagaimana peranan dari KH. M. Hasyim Asy’ari?
3. apa saja karya-karya yang di hasilkan KH. M. Hasyim Asy’ari ?
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1.
sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai peranan ulama
di masyarakat
2.
sebagai bahan evaluasi bagi pembaca makalah
3.
sebagai referensi bagi pembaca
BAB II
KH. M. Hasyim Asy’ari lahir Pada Hari Selasa Kliwon tanggal 14
Februari 1871 M, yang bertepatan dengan 24 Dzulqo’dah 1287, beliau kemudian diberi nama Muhammad Hasyim. Kelak beliau terkenal dengan nama
Muhammad Hasyim Asy’ari. Nama yang dibelakang ini adalah nama ayahnya, Kiai
Asy’ari. KH. M. Hasyim Asy’ari bila di tarik garis nasabnya keatas
maka beliau akan
bersambung dengan Nabi Muhammad SAW,
lewat Maulana Ishaq. Ayah Hadratus Syekh bernama Kiai
Muhammad Asy’ari, seorang ulama’ tangguh berasal dari Gubug, Purwodadi Jawa
tengah. Beliau adalah keturunan kelima Abdurrohman alias Joko tingkir. Menuntut
ilmu ke berbagi pondok pesantren diantaranya Demak, Kudus, Jombang. Kemudian,
tepatnya di desa keras beliau mendirikan pondok pesantren dan Masjid sebagai
pusat pembelajaran serta peribadatan masyarakat sekitar. Dan di sanalah beliau
dimakamkan.
Dari Komite Hijaz hingga Pendirian
NU
Penjajahan panjang yang mengungkung bangsa Indonesia
menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa,
melalui jalan pendidikan dan organisasi. Pada tahun 1908 muncul sebuah gerakan
yang biasa disebut Kebangkitan Nasional. Semangat Kebangkitan Nasional terus
menyebar ke mana-mana, sehingga muncullah berbagai organisai pendidikan,
sosial, dan keagamaan.
Di kalangan pesantren muncul pula
organisasi-organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah
Air) tahun 1916, dan Taswirul Afkar tahun 1918 (dikenal juga dengan Nahdlatul
Fikri atau Kebangkitan Pemikiran). Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut
Tujjar, (Pergerakan Kaum Saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk
memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar, maka Taswirul
Afkar tampil sebagi kelompok studi serta lembaga pendidikan yang berkembang
sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Tokoh utama dibalik
pendirian tafwirul afkar ini adalah tokoh muda, KH Abdul Wahhab Hasbullah
(pengasuh PP. Bahrul Ulum Tambakberas), yang juga murid Hadratus syeikh KH. M.
Hasyim Asy’ari. Kelompok ini lahir sebagai bentuk kepedulian para ulama
terhadap tantangan zaman di kala itu, baik dalam masalah keagamaan, pendidikan,
sosial dan politik.
Pada masa itu, Raja Saudi Arabia, Ibnu Saud, berencana
menjadikan madzhab Wahabi sebagai madzhab resmi Negara. Dia juga berencana
menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang selama ini banyak diziarahi
kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia, karena dianggap bid’ah.
Di Indonesia, rencana tersebut mendapat sambutan
hangat kalangan modernis seperti Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan,
maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan
pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab
dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Akibatnya, kalangan pesantren
dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam serta tidak dilibatkan sebagai
delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah
yang akan mengesahkan keputusan tersebut.
Didorong oleh semangat untuk menciptakan kebebasan
bermadzhab serta rasa kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban, maka
KH. Hasyim Asy’ari bersama para pengasuh pesantren lainnya, membuat delegasi
yang dinamai Komite Hijaz. Komite yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah ini
datang ke Saudi Arabia dan meminta Raja Ibnu Saud untuk mengurungkan niatnya.
Pada saat yang hampir bersamaan sama, datang pula tantangan dari berbagai
penjuru dunia Islam atas rencana Raja Ibnu Saud tersebut, sehingga rencana itupun
digagalkan. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di
Mekah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional
kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab
dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat
berharga.
Tahun 1924, kelompok diskusi taswirul afkar ingin
mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang
lingkupnya lebih besar. Hadratus syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang dimintai
persetujuannya tentang rencana tersebut, meminta waktu untuk mengerjakan shalat
istikharah, menohon petunjuk dari Allah. Namun dinanti-nanti sekian lama,
petunjuk itu belum juga datang. Kiai Hasyim Asy’ari sangat gelisah. Dalam hati
kecilnya beliau ingin berjumpa dan membicarakan hal itu kepada gurunya, KH
Khalil bin Abdul Latif, Bangkalan.
Ketika KH. M. Hasyim Asy’ari menerima kedatangan
pemuda As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. Keinginanku
untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai
Dan pada Akhirnya,
pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M, organisasi itu telah lahir
dengan nama jam’iyah Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama. KH. M.
Hasyim Asy’ari dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini
menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.
karya-karya
Hadratus syekh
Adapun karya-karya Hadratus syekh yang dapat di
telusuri dan dinikmati hingga saat ini diantaranya ialah:
1. Al-Tibyan fi an-nahy ‘an muqathaah al-arham wa
al-aqarib wa al-ikhwan. Penjelasan dalam melarang memutus silaturrahim sanak
famili, kerabat dan saudara.
2. Mukaddimah al-Qanun al-Asasy Li Jam’iyyah Nahdhatul
Ulama. Pembukaan undang-undang dasar (landasan hukum pokok) organisasi
Nahdhatul Ulama’
3. Risalah fi ta’kid al-akhdz bimadzhab al-aimmah
al-arba’ah. Risalah yang menerangkan memperkuat berpegang teguh atas madzhab
empat.
4. Mawaidz. Beberapa Nashihat.
5. Arba’in haditsan tata’alliq bi Mabadi’ Jam’lyah
Nahdhatul Ulama’. 40 hadits Nabi yang terkait dengan dasar-dasar Nahdhatul
Ulama’
Kelima kitab Hadratus syekh di atas yaitu,at-tibyan,
al-qanun al-asasy, risalah, dan arbain dikumpulkan menjadi satu kitab yang
diatasnya diberi judul besar AT-TIBYAN berjumlah 41 halaman.
1. An-Nur al-Mubin fi mahabbah sayyid al-mursalin.
Cahaya yang jelas menerangkan cinta kepada pemimpin para rasul.
2. At-Tanbihat al- Wajibatliman yashna’ al-maulid bi
al-munkarat. Peringatan-peringatan wajib untuk orang yang mengadakan kegiatan
maulid dicampuri dengan kemungkaran
3. Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah fi hadits al-mauta
wa syrat as-sa’ah wa bayan mafhum as-sunnah wa al-bid’ah. Risalah ahli sunnah
wal jama’ah menerangkan tentang hadits-hadits yang menjelaskan kematian serta
tanda-tanda hari qiyamat dan menjelaskan kefahaman sunnah dan bid’ah.
4. Ziyadah Ta’liqat a’la mandzumah as-Syekh ‘abdullah
bin yasin al-fasuruani . Tambahan yang berhubungan atas nadzm syekh abdullah
bin yasin Fasuruan.
5. Dhu’ul Misbah fi bayan ahkam an-nikah. Cahayanya sebuah
yang benderang menerangkan hukum-hukum nikah.
6. Ad-Durosul Muntasyiroh Fi Masail Tis’a ‘asyaraoh.
Mutiar yang memancar dalam menerangkan 19 masalah.
7. Hasyiyah ‘ala Fath ar-rahman bi syarah risalah
al-wali ruslan li Syekh al-islam Zakariya al-anshari. Komentar atas kitab fath
ar-rahman penjelas kitab risah al-wali ruslan karya Syekh al-islam Zakariya
al-anshari.
8. Ar-rsalah at-tauhidiyah. Risalah tauhid.
9. Al-qalaid fi bayani ma yajib min al-aqaid.
10. Ar-risalah al-jama’ah.[2]
11. Ar-risalah fi al -’aqaid. Menerangkan aqidah
12. Ar-risalah fi at-tasawwuf. Menerangkan tentang
ilmu tashawwuf
13. Adab al-‘Alim Wa al-Muta’allim fima yahtaju ilaih
al-muta’allim fi ahwal ta’limih wa ma yatawaqqaf ‘alaih al-muallim fi maqat
ta’limih .Sopan santun orang yang alim dan pelajar
KESIMPULAN
.KH. M.
Hasyim Asy’ari merupakan salah satu contoh
peranan ulama yang cukup mempengaruhi di dalam masyarakat. Karya – karya yang
di hasilkannya adalah salah satu bentuk penyebaran ajaran – ajaran tentang
islam di indonesia. Menjadi komite hijaz sampai mendirikan organisasi islam
terbesar di indonesia merupakan suatu bukti bentuk peranannya dalam masyarakat.
Peranan yang di lakukan oleh KH. M. Hasyim Asy’ari dalam masyarakat menjadikannya seseorang yang patut untuk menjadi panutan
dalam menyebarkan agama islam bagi kalangan muslim di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA