Sunday, February 04, 2018

Download RPP sejarah PROTA, PROMEST, Soal dan kunci jawaban SEJARAH INDONESIA dan SEJARAH PEMINATAN KURIKULUM TERBARU

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH

Sejarah memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia pada masa sekarang. Subagyo (2010:52) dan Wasino (2007:14) menyebutkan bahwa paling tidak ada beberapa guna sejarah bagi manusia yang mempelajarinya, yakni (1) edukatif (untuk pendidikan), (2) instruktif (memberikan insruksi/ perintah), (3) inspiratif (memberikan ilham), serta (4) rekreatif (memberikan kesenangan).
Sejarah memiliki fungsi edukatif (untuk pendidikan) karena dengan memahami sejarah berarti telah diambil satu manfaat atau hikmah dari terjadinya sutu peristiwa sejarah. Kaitannya antara sejarah dengan pendidikan, ada sebuah kalimat bijak tentang peranan sejarah bagi manusia yang berbunyi historia vitae magistra yang bermakna “ sejarah adalah guru kehidupan”. Makna sejarah sebagai guru kehidupan ini sangat dalam, karena memerlukan pemikiran mengapa sampai sejarah itu digunakan sebagai guru kehidupan. Maksud dari kalimat tersebut adalah bahwa sejarah memiliki fungsi pendidikan, yang mengajarkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dengan melihat peristiwa yang telah terjadi untuk kemudian diambil hikmahnya. Kuntowijoyo (1995:24) menerangkan bahwa ada beberapa fungsi sejarah kaitannya dengan sarana pendidikan, yaitu sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, dan keindahan. Collingwood (1990:254) “ bahwa mengenal diri sendiri berarti mengenal apa yang kita mampu lakukan, dan seorangpun mengetahui apa yang bisa dia perbuat sampai dia mencobanya, maka satu-satunya kunci untuk mengetahui apa yang bisa diperbuat seseorang adalah apa yang telah dia perbuat, maksudnya adalah dari sejarah masa lampaunya”. Wineburg (2006:8) bahwa “sejarah memiliki potensi untuk menjadikan kita manusia yang berperikemanusiaan, hal yang tidak dapat dilakukan oleh mata pelajaran lain dalam kurikulum sekolah.”
Pada tanggal 22 Mei 2013 kami melakukan observasi cara mengajar pelajaran sejarah di SMA 1 Bae Kabupaten Kudus yang merupakan sekolah unggulan. Pak Suparman merupakan salah satu guru sejarah dan juga merupakan wali kelas XII IPS, dalam melakukan proses mengajar dimulai ketika beliau mulai masuk kelas pertama-tama guru mengucapkan salam kepada murid “selamt pagi atau selamat siang” kemudian dilanjutkan dengan satu kelas serentak menyuarakan yel-yel dengan kompak, ketika guru berkata “ jas merah” kemudian peserta didik membalas dengan berkata“ sejarah” dan begitu sebaliknya. Peserta didik yang tadinya tidak memperhatikan, malas untuk belajar karena mengantuk menjadi semangat serta menarik perhatian peserta didik, adapun yang mengantuk menjadi terbangun karena terdengar suara yang ramai dan kompak oleh yel-yel tadi yang disuarakan atau karena menghayati yel-yel yang disuarakan menjadikan peserta menjadi semangat belajar.
Kemudian dilanjutkan dengan guru menanyakan kabar hari ini keadaan peserta didik adakah yang tidak masuk dilanjutkan dengan membahas isu-isu yang sedang hangat di TV maupun di masyarakat atau membahas tentang peristiwa yang bersankutan dengan materi pembelajaran sejarah, masuk pada pembelajaran sejarah dengan Standar Kompetensi: Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-20. Serta Kompetensi Dasar: Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan dunia internasional setelah Perang Dunia II dan Perang Dingin. Kemudian guru menyuruh bagi yang mempunyai buku paket maupun LKS harap di buka halaman sekian kemudian guru menerangkan materi.  Karena waktunya yang hanya 45 menit sedangkan materi pembelajaran sejarah yang sangat banyak maka guru menggunakan metode ceramah karena metode ini dianggap sesuai serta mampu menyampaikan materi yang banyak dalam waktu yang pendek. Namun sudah dipastikan yang tadinya peserta didik semangat belajar oleh yel-yel yang dilakukan, karena mendengarkan ceramah secara panjang lebar banyak siswa yang mengantuk kembali, serta tidak memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara dengan temannya. Kemudian cara guru untuk membangunkan peserta didik agar semangat kembali yang mengantu bahkan tidur kemudian yang tidak memperhatikan dan bicara sendiri dengan cara mendekati mengasih pertanyaan sehingga suasana dapat terkendali lagi. Setelah guru dirasa sudah cukup mengasih materi kepada peserta didik maka selanjutnya guru mengasih PR (Pekerjaan Rumah) untuk membaca serta mencari tahu tetang meteri yang belum disampaikan karena keterbatasan waktu serta banyaknya materi yang harus diselesaikan.
Selanjutnya kami melakukan observasi cara mengajar pembelajaran sejarah yang kedua dengan Bu Dwi salah satu guru sejarah, ketika masuk kelas Bu Dwi, pertama-tama masuk tidak melakukan yel-yel seperti pak suparman namun mengajak peserta didik untuk berdo’a menurut agamanya masing-masing kemudian Bu Dwi menyiapkan segala keperluan untuk proses belajar dengan menyalakan laptop dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh guru melalui laptop dengan LCD yang sudah disediakan di kelas. Menurut Sutarman (2009:64-68) fungsi TIK adalah:(1) Memudahkan dalam berkomunikasi guna mendapatkan informasi, karena orang dapat berkomunikasi tanpa harus bertemu muka dan memperoleh informasi tanpa harus datang ditempat kejadian;(2) Mengembangkan kemampuan dan kesadaran masyarakat, khususnya kesadaran bahwa teknologi makin berkembang dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan;(3) Menunjang dan meningkatkan kulitas pendidikan, baik informasi, pengetahuan, ketrampilan maupun rasa kemanusiaan yang dapat mendidik masyarakat;(4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan publik dalam pembelajaran pembelajaran, dan (5) Mendorong berdemokrasi dalm membuka peluang bisnis, mengingat media ini dapat dimanfaatkan untuk menawarkan produ dan memudahkan peminat produk untuk mendapatkan barang yang ditawarkan, kompetisi untuk memperoleh peluang tanpa melihat hubungan khusus sebelumnya.
Sanjaya (2006:146) bahwa: (1) Saat ini perkembanngan ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat, sehingga apabila guru dan peserta didik hanya mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber pembelajaran bisa jadi materi yang dipelajarinya cepat usang, mengingat baisanya buku teks, masing jarang memanfaatkan sumber buku referensi sejarah hasil penelitian terbaru (2) kemajuan teknologi informasi memberi kemungkinan bahwa materi pembelajaran tidak hanya tersimpan dalam buku teks, tetapi tersimpan dalam bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien, misalnya dalm bentuk CD, kaset; (3) Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunutut siswa untuk tidak sekedar mnguasai informasi teoritis, tetapi berbagai informasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan ligkungan dan tempat tinggal siswa.
Mulyasa (2005:50) bahwa (1) sumber pembelajaran merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Di sisi sumber pembelajaran merupakan peta dasar yang perlu dijajagi secra umum agar wawasan terhadap pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh lebih awal; (2) sumber pembelajaran merupakan pemandu secara teknik dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menujupenguasaan keilmuan secara tuntas;(3) sumber pembelajaran memberikan macam ilustrasi dan contoh-contoh berkaitan aspek-aspek bidang ilmu yang dipelajari;(4) Sumber pembelajaran memberi petunjuk dan gambaran kaitan bidang ilmu yang dipelajari dengan bidang ilmu lain; (5) sumber pembelajaran menginformasikan sejumlah temuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan keilmuan tertentu, dan (6) sumber pembelajaran menunjukkan berbagai permasalahan yang merupakan konsekuensi logis dalam suatu keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.
Kemudian menerangkan materinya juga sama mengenai perkembangan Iptek, setelah materi dirasa cukup, dilanjutkan dengan tanya jawab membuat kelompok karena waktunya yang lebih panjang dari pembalajaran sejarah sebelumnya yaitu 2 X 45 Menit. Masing-masing kelompok menunjukkan contoh yang sesuai materi karena kemaren sudah dikasih tugas, ada yang menampilkan berupa gambar, video ada juga film. Stelah itu masing-masing kelompok bertanya namun berhubung waktunya sedikit pertanyaan tadi dicatat oleh semua kelompok kemudian pertemuan yang akan datang kelompok yang dikasih pertanyaan tadi bertanggung jawab menjawab pertanyaan yang diajukan namun kelompok lain jika mempunyai jawaban yang lebih bagus boleh menjawab pertanyaan kelompok lain. Ketika dalam pembelajaran sejarah berlansung ada yang tidak memperhatikan, mengantuk atau bicara sendiri cara Bu Dwi untuk mengatasinya dengan mendekatinya saja mereka terus pada takut dan kembali sesuai temen-temennya kembali. Setela dirasa cukup maka pembelajaran ditutup dengankesimpulan yang disampaikan oleh Bu Dwi sendiri.
Siklus Refleksi
Deskripsi
Perencanaan tindak lanjut Evaluasi
Deskripsi (apa yang terjadi, dialami, dilihat, dilakukan)
Evaluasi ( apa yang baik/tidak baik, bermanfaat/tidak dari peristiwa)
Perencanaan tindak lanjut (apa yang seharusnya dilakukan/sebaiknya dilakukan)
Deskripsi
Dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA 1 Bae Kudus guru menggunakan “Yel-yel” untuk membangkitkan semangat para peserta didik yang tidak semangat karena berbagai alasan serta membuat kesan semangat karena mata pelajaran sejarh salah satu aspek penting dalam pembelajaran sejarah adalah penanaman nilai.nilai tersebut bisa bersifat politis, suatu nilai yang membantu perpolitikan dalam negeri (Kochar,2008:61). Kemudian dilanjutkan dengan model pembelajaran kelompok yang awalnya dimulai dari guru yang menjelaskan materi erta peserta didik dilanjutkan dengan tanya jawab.



Evaluasi
Dengan waktu yang terbatas guru bijak dalam menaggapi kndisi demikian sehingga waktu yang diperlukan untuk menghabiskan materi sejarah yan begitu banyak tidak menjadi masalah
Perencanaan Tindak Lanjut
Cara yang dilakukan di SMA 1 Bae Kudus sudah cukup bagus dengan menggunakan “Yel-yel” maupun dengan belajar kelompok namun perlu di tambah










Daftar Pustaka
Collingwood,R.G. 1990. The Idea of History. London: Oxford University Press
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Bentang Budaya
Kochar, S.K.2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: Gramedia
Mulyasa.2005. kurikulum berbasis kompetensi. Bandung : PT Remaja Remaja
Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media.
Subagyo.2010. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang : FIS UNNES
Sutarman.2009. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.
Wasino.2007. Dari Riset hingga Tulisan Sejarah. Semarang: Unnes Press

Wineburg, Sam.2006. Berpikir Historis: Memetakan Masa Depan Mengajarkan Masa Lalu.
Penerjemah Masri Maris. Jakarta : Yayasa Obor Indonesia

Saturday, February 03, 2018

RESENSI BUKU : PERISTIWA RENGASDENGKLOK

           
       JUDUL BUKU            : PERISTIWA RENGASDENGKLOK
PENERBIT                 : PT. Kompas Media Nusantara
PENULIS                    : Hersuganda
HALAMAN                 : 242 Halaman


       SINOPSIS
Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kejadian tersebut berlangsung tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke rengasdengklok dengan tujuan untuk mengamankan keduanya dari intervensi pihak luar. Daaerah Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer, tempat tersebut jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Di samping itu, mereka dengan mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok dari arah Bandung maupun Jakarta.
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari penuh. Usaha dan rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa Indonesia itu agar cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan tentara Jepang tidak dapat dilaksanakan. Dalam peristiwa Rengasdengklok tersebut tampaknya kedua pemimpin itu mempunyai wibawa yang besar sehingga para pemuda merasa segan untuk mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Namun, melalui pembicaraan antara Shodanco Singgih dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan Soekarno itu, pada tengah hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-kawannya dan para pemimpin pemuda. Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Achmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.

Akhir Peristiwa Rengasdengklok
Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda itu, Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke Rengasdengidok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pada pukul 17.30 WIB. Itulah sejarah singkat peristiwa Rengasdengklok yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan

KELEBIHAN BUKU :

(1) Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah sehingga memungkinkan sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas kepada narasumber.
(2) Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi dari semua golongan masyarakat.
(3) Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.

KELEMAHAN BUKU :


(1) Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.
(2) Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.

Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini

Thursday, February 01, 2018

RESENSI BUKU PERANG PADERI

Nomor Absen  : 22
Nama               : Kania Dwi Liani Septy
Kelas               : X IPS 4
Sekolah           : SMA Negeri 1 Brebes  

RESENSI BUKU

Judul                            : Perang Padri
Penulis                         : Drs. Helius Samsudin. M.A.
Penerbit                       : PT. Mutiara Sumber Widiya
Kota                             : Jakarta
Tahun Terbit                : 1894
Jumlah Halaman          : 54 halaman

Ringkasan Isi   Buku    :
Buku ini menceritakan tentang perang padri yang terdiri dari tiga tahap. Pada tahap pertama perang ini terjadi antara kaum agama dengan kaum adat. Pada dasarnya perang padri babak pertama mempunyai tujuan murni yaitu menegakkan ajaran-ajaran islam. Pada babak kedua tahun 1820 pihak adat menjual kemerdekaan ke Belanda dengan imbalan yaitu kaum adat mendapakan bantuan dari Belanda untuk menundukan kaum agama. Ketika kaum agama ditundukan oleh Belanda, kaum adat malahan tidak dapat apa-apa malah mereka diperlakukan kasar oleh Belanda sama seperti kaum agama. Pada tahun 1830, perang padri memasuki babak ketiga kaum adat dan kaum agama bersatu untuk mengusir Belanda.

Kelebihan : ceritanya menarik, covernya bagus.
Kekurangan : bahasanya kurang dipahami.

Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini

RESENSI BUKU TIMUN MAS


RESENSI BUKU TIMUN MAS
Judul           : Timun Mas
Pengarang   : Tika Ikranegara
Penerbit       : Mulia Jaya-Surabaya

   Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

"Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan," kata Raksasa. "Terima kasih, Raksasa," kata suami istri itu. "Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku," sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.

Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. "Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya," katanya. Petani itu segera menemui anaknya. "Anakkku, ambillah ini," katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. "Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin," katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. "Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku," kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.

   Amanat : Bila berjanji harus menepati,jika tidak sanggup jangan berjanji dan jangan mudah menyerah.



Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini



RESENSI BUKU BATU MENANGIS

Judul          : Batu Menangis
Pengarang : Joko Dwinanto
Penerbit     : Balai Pustaka, 1997

Di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita. Mereka hanya hidup berdua, karena suaminya sudah meninggal dan sang janda harus bekerja sebagai buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tetapi sayangnya, putri semata wayangnya adalah anak yang manja. Ia tidak pernah mau membantu ibunya. Kerjanya hanya berdandan dan berjalan-jalan di desa memamerkan kecantikannya.

Pada suatu hari, sang anak meminta ibunya untuk membelikan kosmetiknya. Sang ibu tidak mengerti kosmestik apa yang dimkasud anaknya dan mengajak anaknya untuk ikut ke pasar. Sang anak tidak mau pergi ke pasar bersama ibunya, tetapi ibunya bersikeras tidak mengetahui kosmestik apa yang diminta. Akhirnya sang anak pun mau ikut ke pasar, tetapi dengan syarat, sang ibu harus berjalan di belakangnya karena ia malu berjalan dengan ibunya.

Di pasar, teman-temannya bertanya, siapakah perempuan yang ada di belakangnya. Sang anak menjawab bahwa ia adalah pembantunya. Sang ibu merasa sedih. Dan ketika bertemu dengan temannya, sang anak berkata dengan jawaban yang sama. Ibunya tidak tahan lagi dan berhenti di jalan. Kemudian sang ibu berdoa kepada Tuhan agar anaknya diberi hukuman yang setimpal.

Petir menggelegar dan tiba-tiba turun hujan deras. Pelan-pelan kaki sang anak berubah menjadi batu. Sambil menangis, sang anak memohon kepada ibunya untuk mengampuninya. Tetapi hukuman telah diberikan. Seluruh tubuh sang anak berubah menjadi patung dengan air mata masih menetes di wajahnya. Oleh warga, patung tersebut ditempatkan di sebuah tebing dan disebut dengan Batu Menangis.


Amanat : kita tidak boleh durhaka kepada orang tua kita.

KARYA
Nama : Irzi Ariyanto
Kelas  : X IPS 4
No       : 19 




Baca juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini

Wednesday, January 31, 2018

resensi buku tangkuban perahu

Nama    :muhamad ilham nur habibie w
Kelas     :X IPS 4
Judul     :Tangkuban gunung Perahu

Sinopsis
Dayang Sumbi termakan sumpahnya sendiri: ia harus menerima Si Tumang, seekor anjing yang ternyata penjelmaan Dewa, menjadi suaminya. Beberapa tahun kemudian lahirlah bayi lelaki dan diberi nama Sangkuriang. Ke manapun bocah Sangkuriang ini pergi selalu diikuti oleh Si Tumang. Suatu ketika, Dayang Sumbi ingin sekali memakan daging menjangan. Pergilah Sangkuriang bersama Si Tumang berburu ke hutan atas perintah Dayang Sumbi. Nasib Sangkuriang tidak beruntung, tak seekorpun binatang didapatnya. Karena kesal terhadap si Tumang, maka anjing itu ditakut-takuti dengan panah dan terbunuh karenanya. Dayang Sumbi sangat marah mengetahui Si Tumang mati akibat Sangkuriang. Maka Sangkuriang lalu pergi meninggalkan ibunya untuk mengembara, sementara ibunya dengan petunjuk arwah suaminya, tetap awet muda.
Beberapa tahun kemudian Sangkuriang bertemu kembali dengan Dayang Sumbi yang tetap muda dan cantik. Mereka saling jatuh cinta. Tetapi Dayang Sumbi kemudian mengetahui bahwa pemuda itu tak lain adalah anak kandungnya. Maka kemudian Dayang Sumbi mencari akal, agar Sangkuriang membuat karya antara lain membuat perahu. Sangkuriang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Sangkuriang pun marah dan perahu ditendangnya hingga terbalik, yang kelak menjadi gunung Tangkuban Perahu.




Amanat :kita boleh berbohong demi kebaikan,kita tidak boleh membunuh hewan tidak bersalah,jangan menyukai ibu sendiri karna itu dosa


Baca Juga Kumpulan Resesnsi Bertema Sejarah Disini