Judul buku : Revolusi Pancasila
Penulis : Yudi Latif
Penerbit : Mizan
Tahun Terbit : 2015
Halaman : 208 hal
Sebuah negeri yang bernama Indonesia,yang dihuni ratusan suku yang berbeda budaya.Negeri yang dijuluki kebanyakan orang tanah surga,tanah yang ditanami tongkatpun akan tumbuh pohon berbuah aneka macamnya.Namun,kenyatannya sumber daya alam sebanyak ini tidak dapat dinikmati seluruhnya.Watak keserakahan sebagian elite kekuasaan telah merampas hak yang semestinya orang pinggiranpun menerimanya.
Didalam buku ini, penulis mengunkapkan rasa kepihatinanya terhadap keadaan Indonesia saat ini.dimana,kanker krisis khususnya moral telah mengiris dan menyerang segala jaringan pembuluh darah dan menembus kedalaman jantung kehidupan.upaya yang dilakukan tak lain hanyalah operasi penyakit ini sampai akar-akarnya atau bisa disebut juga revolusi.revolusi disini adalah revolusi yang sesuai dengan nurani kemanusiaan dan warisan luhur bangsa,yaitu revolusi pancasila.
Pada halaman ketiga dikatakan secara umum,pemerintah Negara belum berhasil menunaikakan kewajibannya mewujudkan cita cita kemerdekaan yaitu “melindungi segenap bangsam Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi.
Individualisme,materialisme dan hedonisme telah membaur disemua aspek kehidupan masyarakat.Keragaman dan perbedaan yang mestinya timbul rasa saling mengenal,menhormati,berbagi dan menguatkan persatuan.justru menimbulkan perilaku saling menyangkal,mengucilkan dan saling meniadakan.Demokrasi yang bertujuan sebagai sarana mengendalikan kepentingan perseorangan,malah kini menjadi sarana mewujudkan kepentingan perseorangan untuk mengontrol institusi dan kebijakan public.
Untuk mengatasi segala macam problematika yang ada ini maka diperlukan pembangunan mental-karakter yang harus mempertautkan antara proses membentuk pribadi yang bermental dan berkarakter baik dengan kolektivitas bangsa yang bermental dan berkarakter baik pula.dengan adanya integrasi tersebut maka akan Nampak pula manfaatnya .
Penguatan mental yang harus dilakukan meliputi 3 hal ; yaitu penguatan mentalitas-budaya kemandirian,mentalitas-budaya gotong royong,dan mentalitas budaya pelayanan.Ketiganya ini bisa disebut dengan istilah “Tricita Revolusi Mental”.
Mentalitas kemandirian bangsa Indonesia memprihatinkan,perilaku manusianya cenderung terperangkap dalam dua pilihan ekstrem: melakukan apa yang orang (bangsa) lain lakukan atau melakukan apa yang diinginkan orang (bangsa) lain,hal ini dapat menimbulkan mental pecundang dan totalitarian.untuk itu mentalitas kemandirian harus ditumbuhkan agar manusia bangsa ini dapat menghargai dirinya sendiri dalam menggali dan mengembangkan potensi diri serta mengambil pilihan menurut pendiriannya dalam rangka melakukan yang tebaik.
Salah satu nilai fundamental bangsa Indonesia sejak dulu adalah nilai “gotong-royong”.nilai inilah yang belum dimiliki oleh bangsa lain.gotong royong adalah pembanting tulang bersama,pemerasan keringat bersama dan perjuangan bantu membantu bersama.tapi sayangnya sekarang ini nilai-nilai gotong royong mulai luntur dikarenakan tekanan nilai-nilai dari luar yang belum tentu berdampak baik bagi kehidupan berbangsa.untuk itu revolusi mental harus merestorasi warisan budaya gotong royong dalam arti yang lebih luas.yang mencakup pengembangan budaya “silih asih,silih asah,dan silih asuh”;berat sama dipikul,ringan sama dijinjing;tolong menolong dengan semangat koperasi;saling menghargai dalam perbedaan.
Kedua mentalitas diatas muaranya adalah mentalitas budaya “pelayanan”.mentalitas pelayanan ini sangat penting karena ini merupakan cita-cita pendiri bangsa ini yang termuat dalam pembukaan Undang-Undang dasar.sebagai manusia harus mampu memberikan kemanfaatan pelayanan bagi manusia yang lain.
Sistem ekonomi Pancasila dan gagasan Negara kesejahteraan itu hanya bisa dijalankankan secara penuh dan konsisten sejauh apa yang dimiliki Indonesia,yang disebut Soekarno sebagai kemampuan untuk berdikari diatas kakinya sendiri (berdikari).Bangsa Indonesia hendaknya tidak membudayakan perilaku ekonomi boros,yang dapat menimbulkan utang kepada luar negeri.Saat ini yang harus dilakukan adalah menumbuhkan keyakinan(terutama kepada pemimpin) bangsa Indonesia sendiri,yang dapat penerapan system ekonomi Pancasila demi kesejahteraan bangsa.
Dalam melaksanakan usaha-usaha pokok secara akseleratif itu,taktik dan setrategi yang bisa ditempuh antara lain dengan menggunakan gagasan Soekarno yang disebut sebagai “retooling”,yang artinya mengganti alat yang lama dengan alat yang baru.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam revolusi Pancasila melalui program program prioritas antara lain;Mengukuhkan Pancasila sebagai ideology Negara dan pandangan hidup bangsa;Mengukuhkan Negara hukum pancasila;Memperjuangkan dalam kedaulatan politik;memperjuangkan kemandirian dalam perekonomian;Memperjuangkan kepribadian dalam kebudayaan;Menguatkan (dukungan) kohesi social dan;Menguatkan (dukungan) system pertahanan keamanan.
Membaca buku ini dari awal sampai akhir sungguh sangat menarik.realita kehidupan berbangsa saat ini dipaparkan dengan gaya bahasa yang bagus, yang membuat para pembaca terbawa dengan isi buku ini.Penulis mampu menganalisis secara tajam problematika yang melanda negeri ini.Kalimat-kalimat yang penting dicetak tebal guna mempermudah ingatan pembaca akan pesan yang disampaikan. Statement dari pendiri bangsa juga dimasukkan dalam buku ini sebagai motivasi kepada para pembaca khususnya penerus bangsa agar bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.
Kesimpulan dari buku ini bahwa,dalam usaha menjalankan Revolusi Pancasila ditengah kesemarakan gairah materialisme,hedolisme dan banalisme memang ibarat menabrak dinding tebal yang sulit ditembus.Untuk itu,diperlukan kebesaran jiwa yang teguh pendirian dan berani menyimpang dari mainstream.Dibutuhkan jiwa-jiwa profetis-patriotis,yang berani membiasakan yang benar,bukan membenarkan yang biasa,tidak pernah putus asa dalam menahan cobaan dan gempuran.Kita biarkan bangsa ini hancur,atau bangkit bertempur.