Sejarah memiliki
beberapa manfaat bagi kehidupan manusia pada masa sekarang. Subagyo (2010:52)
dan Wasino (2007:14) menyebutkan bahwa paling tidak ada beberapa guna sejarah
bagi manusia yang mempelajarinya, yakni (1) edukatif (untuk pendidikan), (2) instruktif
(memberikan insruksi/ perintah), (3) inspiratif (memberikan ilham), serta (4)
rekreatif (memberikan kesenangan).
Sejarah memiliki
fungsi edukatif (untuk pendidikan) karena dengan memahami sejarah berarti telah
diambil satu manfaat atau hikmah dari terjadinya sutu peristiwa sejarah.
Kaitannya antara sejarah dengan pendidikan, ada sebuah kalimat bijak tentang
peranan sejarah bagi manusia yang berbunyi historia vitae magistra yang
bermakna “ sejarah adalah guru kehidupan”. Makna sejarah sebagai guru kehidupan
ini sangat dalam, karena memerlukan pemikiran mengapa sampai sejarah itu
digunakan sebagai guru kehidupan. Maksud dari kalimat tersebut adalah bahwa
sejarah memiliki fungsi pendidikan, yang mengajarkan bagaimana manusia
seharusnya bertindak dengan melihat peristiwa yang telah terjadi untuk kemudian
diambil hikmahnya. Kuntowijoyo (1995:24) menerangkan bahwa ada beberapa fungsi
sejarah kaitannya dengan sarana pendidikan, yaitu sebagai pendidikan moral,
penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, dan keindahan. Collingwood
(1990:254) “ bahwa mengenal diri sendiri berarti mengenal apa yang kita mampu
lakukan, dan seorangpun mengetahui apa yang bisa dia perbuat sampai dia
mencobanya, maka satu-satunya kunci untuk mengetahui apa yang bisa diperbuat
seseorang adalah apa yang telah dia perbuat, maksudnya adalah dari sejarah masa
lampaunya”. Wineburg (2006:8) bahwa “sejarah memiliki potensi untuk menjadikan
kita manusia yang berperikemanusiaan, hal yang tidak dapat dilakukan oleh mata
pelajaran lain dalam kurikulum sekolah.”
Pada tanggal 22
Mei 2013 kami melakukan observasi cara mengajar pelajaran sejarah di SMA 1 Bae
Kabupaten Kudus yang merupakan sekolah unggulan. Pak Suparman merupakan salah
satu guru sejarah dan juga merupakan wali kelas XII IPS, dalam melakukan proses
mengajar dimulai ketika beliau mulai masuk kelas pertama-tama guru mengucapkan
salam kepada murid “selamt pagi atau selamat siang” kemudian dilanjutkan dengan
satu kelas serentak menyuarakan yel-yel dengan kompak, ketika guru berkata “
jas merah” kemudian peserta didik membalas dengan berkata“ sejarah” dan begitu
sebaliknya. Peserta didik yang tadinya tidak memperhatikan, malas untuk belajar
karena mengantuk menjadi semangat serta menarik perhatian peserta didik, adapun
yang mengantuk menjadi terbangun karena terdengar suara yang ramai dan kompak
oleh yel-yel tadi yang disuarakan atau karena menghayati yel-yel yang
disuarakan menjadikan peserta menjadi semangat belajar.
Kemudian
dilanjutkan dengan guru menanyakan kabar hari ini keadaan peserta didik adakah
yang tidak masuk dilanjutkan dengan membahas isu-isu yang sedang hangat di TV
maupun di masyarakat atau membahas tentang peristiwa yang bersankutan dengan
materi pembelajaran sejarah, masuk pada pembelajaran sejarah dengan Standar
Kompetensi: Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad
ke-20. Serta Kompetensi Dasar: Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan dunia internasional setelah Perang Dunia II dan
Perang Dingin. Kemudian guru menyuruh bagi yang mempunyai buku paket maupun LKS
harap di buka halaman sekian kemudian guru menerangkan materi. Karena waktunya yang hanya 45 menit sedangkan
materi pembelajaran sejarah yang sangat banyak maka guru menggunakan metode
ceramah karena metode ini dianggap sesuai serta mampu menyampaikan materi yang
banyak dalam waktu yang pendek. Namun sudah dipastikan yang tadinya peserta
didik semangat belajar oleh yel-yel yang dilakukan, karena mendengarkan ceramah
secara panjang lebar banyak siswa yang mengantuk kembali, serta tidak
memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara dengan temannya. Kemudian cara
guru untuk membangunkan peserta didik agar semangat kembali yang mengantu
bahkan tidur kemudian yang tidak memperhatikan dan bicara sendiri dengan cara
mendekati mengasih pertanyaan sehingga suasana dapat terkendali lagi. Setelah
guru dirasa sudah cukup mengasih materi kepada peserta didik maka selanjutnya
guru mengasih PR (Pekerjaan Rumah) untuk membaca serta mencari tahu tetang
meteri yang belum disampaikan karena keterbatasan waktu serta banyaknya materi
yang harus diselesaikan.
Selanjutnya kami
melakukan observasi cara mengajar pembelajaran sejarah yang kedua dengan Bu Dwi
salah satu guru sejarah, ketika masuk kelas Bu Dwi, pertama-tama masuk tidak
melakukan yel-yel seperti pak suparman namun mengajak peserta didik untuk
berdo’a menurut agamanya masing-masing kemudian Bu Dwi menyiapkan segala
keperluan untuk proses belajar dengan menyalakan laptop dilanjutkan dengan
materi yang disampaikan oleh guru melalui laptop dengan LCD yang sudah
disediakan di kelas. Menurut Sutarman (2009:64-68) fungsi TIK adalah:(1)
Memudahkan dalam berkomunikasi guna mendapatkan informasi, karena orang dapat
berkomunikasi tanpa harus bertemu muka dan memperoleh informasi tanpa harus
datang ditempat kejadian;(2) Mengembangkan kemampuan dan kesadaran masyarakat,
khususnya kesadaran bahwa teknologi makin berkembang dan dapat dimanfaatkan
untuk kebaikan;(3) Menunjang dan meningkatkan kulitas pendidikan, baik
informasi, pengetahuan, ketrampilan maupun rasa kemanusiaan yang dapat mendidik
masyarakat;(4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan publik dalam
pembelajaran pembelajaran, dan (5) Mendorong berdemokrasi dalm membuka peluang
bisnis, mengingat media ini dapat dimanfaatkan untuk menawarkan produ dan
memudahkan peminat produk untuk mendapatkan barang yang ditawarkan, kompetisi
untuk memperoleh peluang tanpa melihat hubungan khusus sebelumnya.
Sanjaya (2006:146)
bahwa: (1) Saat ini perkembanngan ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat,
sehingga apabila guru dan peserta didik hanya mengandalkan buku sebagai
satu-satunya sumber pembelajaran bisa jadi materi yang dipelajarinya cepat
usang, mengingat baisanya buku teks, masing jarang memanfaatkan sumber buku
referensi sejarah hasil penelitian terbaru (2) kemajuan teknologi informasi
memberi kemungkinan bahwa materi pembelajaran tidak hanya tersimpan dalam buku
teks, tetapi tersimpan dalam bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien,
misalnya dalm bentuk CD, kaset; (3) Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menunutut siswa untuk tidak sekedar mnguasai informasi
teoritis, tetapi berbagai informasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan ligkungan
dan tempat tinggal siswa.
Mulyasa (2005:50)
bahwa (1) sumber pembelajaran merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Di sisi sumber pembelajaran
merupakan peta dasar yang perlu dijajagi secra umum agar wawasan terhadap
pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh lebih awal; (2) sumber
pembelajaran merupakan pemandu secara teknik dan langkah-langkah operasional
untuk menelusuri secara lebih teliti menujupenguasaan keilmuan secara
tuntas;(3) sumber pembelajaran memberikan macam ilustrasi dan contoh-contoh
berkaitan aspek-aspek bidang ilmu yang dipelajari;(4) Sumber pembelajaran
memberi petunjuk dan gambaran kaitan bidang ilmu yang dipelajari dengan bidang
ilmu lain; (5) sumber pembelajaran menginformasikan sejumlah temuan baru yang
pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan keilmuan tertentu, dan (6)
sumber pembelajaran menunjukkan berbagai permasalahan yang merupakan
konsekuensi logis dalam suatu keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan
dari orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut.
Kemudian
menerangkan materinya juga sama mengenai perkembangan Iptek, setelah materi
dirasa cukup, dilanjutkan dengan tanya jawab membuat kelompok karena waktunya
yang lebih panjang dari pembalajaran sejarah sebelumnya yaitu 2 X 45 Menit.
Masing-masing kelompok menunjukkan contoh yang sesuai materi karena kemaren
sudah dikasih tugas, ada yang menampilkan berupa gambar, video ada juga film.
Stelah itu masing-masing kelompok bertanya namun berhubung waktunya sedikit
pertanyaan tadi dicatat oleh semua kelompok kemudian pertemuan yang akan datang
kelompok yang dikasih pertanyaan tadi bertanggung jawab menjawab pertanyaan
yang diajukan namun kelompok lain jika mempunyai jawaban yang lebih bagus boleh
menjawab pertanyaan kelompok lain. Ketika dalam pembelajaran sejarah berlansung
ada yang tidak memperhatikan, mengantuk atau bicara sendiri cara Bu Dwi untuk
mengatasinya dengan mendekatinya saja mereka terus pada takut dan kembali
sesuai temen-temennya kembali. Setela dirasa cukup maka pembelajaran ditutup
dengankesimpulan yang disampaikan oleh Bu Dwi sendiri.
Siklus Refleksi
Deskripsi
Perencanaan tindak
lanjut Evaluasi
Deskripsi (apa
yang terjadi, dialami, dilihat, dilakukan)
Evaluasi ( apa
yang baik/tidak baik, bermanfaat/tidak dari peristiwa)
Perencanaan tindak
lanjut (apa yang seharusnya dilakukan/sebaiknya dilakukan)
Deskripsi
Dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA 1 Bae Kudus guru menggunakan “Yel-yel” untuk membangkitkan semangat para peserta didik yang tidak semangat karena berbagai alasan serta membuat kesan semangat karena mata pelajaran sejarh salah satu aspek penting dalam pembelajaran sejarah adalah penanaman nilai.nilai tersebut bisa bersifat politis, suatu nilai yang membantu perpolitikan dalam negeri (Kochar,2008:61). Kemudian dilanjutkan dengan model pembelajaran kelompok yang awalnya dimulai dari guru yang menjelaskan materi erta peserta didik dilanjutkan dengan tanya jawab.
Dalam pembelajaran sejarah di sekolah SMA 1 Bae Kudus guru menggunakan “Yel-yel” untuk membangkitkan semangat para peserta didik yang tidak semangat karena berbagai alasan serta membuat kesan semangat karena mata pelajaran sejarh salah satu aspek penting dalam pembelajaran sejarah adalah penanaman nilai.nilai tersebut bisa bersifat politis, suatu nilai yang membantu perpolitikan dalam negeri (Kochar,2008:61). Kemudian dilanjutkan dengan model pembelajaran kelompok yang awalnya dimulai dari guru yang menjelaskan materi erta peserta didik dilanjutkan dengan tanya jawab.
Evaluasi
Dengan waktu yang
terbatas guru bijak dalam menaggapi kndisi demikian sehingga waktu yang
diperlukan untuk menghabiskan materi sejarah yan begitu banyak tidak menjadi
masalah
Perencanaan Tindak
Lanjut
Cara yang
dilakukan di SMA 1 Bae Kudus sudah cukup bagus dengan menggunakan “Yel-yel”
maupun dengan belajar kelompok namun perlu di tambah
Daftar Pustaka
Collingwood,R.G.
1990. The Idea of History. London: Oxford University Press
Kuntowijoyo. 1995.
Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Bentang Budaya
Kochar, S.K.2008.
Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: Gramedia
Mulyasa.2005.
kurikulum berbasis kompetensi. Bandung : PT Remaja Remaja
Rosdakarya
Rosdakarya
Sanjaya, Wina.
2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media.
Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media.
Subagyo.2010.
Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang : FIS UNNES
Sutarman.2009.
Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.
Wasino.2007. Dari
Riset hingga Tulisan Sejarah. Semarang: Unnes Press
Wineburg,
Sam.2006. Berpikir Historis: Memetakan Masa Depan Mengajarkan Masa Lalu.
Penerjemah Masri Maris. Jakarta : Yayasa Obor Indonesia
Penerjemah Masri Maris. Jakarta : Yayasa Obor Indonesia
No comments:
Post a Comment