JUDUL
BUKU : PERISTIWA RENGASDENGKLOK
PENERBIT : PT. Kompas Media Nusantara
PENULIS : Hersuganda
HALAMAN
: 242 Halaman
SINOPSIS
Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara
golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Kejadian tersebut berlangsung tepatnya pada tanggal 16
Agustus 1945. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
rengasdengklok dengan tujuan untuk mengamankan keduanya dari intervensi pihak
luar. Daaerah Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer, tempat
tersebut jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Di samping itu, mereka dengan
mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok dari
arah Bandung maupun Jakarta.
Kronologi Peristiwa
Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari
penuh. Usaha dan rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa
Indonesia itu agar cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa
campur tangan tentara Jepang tidak dapat dilaksanakan. Dalam peristiwa Rengasdengklok tersebut tampaknya kedua pemimpin
itu mempunyai wibawa yang besar sehingga para pemuda merasa segan untuk
mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Namun, melalui pembicaraan antara
Shodanco Singgih dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan
pernyataan Soekarno itu, pada tengah hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta
untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh
Soekarno kepada kawan-kawannya dan para pemimpin pemuda. Sementara itu, di
Jakarta sedang terjadi perundingan antara Achmad Subardjo (mewakili golongan
tua) dengan Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata
sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta.
Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan
sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para
pemimpin bangsa Indonesia itu.
Akhir Peristiwa Rengasdengklok
Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dengan
Laksamana Tadashi Maeda itu, Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo
dan sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Sebelum berangkat ke Rengasdengidok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan
taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada
tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan
itu, komandan kompi Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba
di Jakarta pada pukul 17.30 WIB. Itulah sejarah singkat peristiwa
Rengasdengklok yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan
KELEBIHAN BUKU :
(1) Pengumpulan
data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah sehingga
memungkinkan sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas
kepada narasumber.
(2) Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi dari semua golongan masyarakat.
(3) Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.
KELEMAHAN BUKU :
(2) Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi dari semua golongan masyarakat.
(3) Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.
KELEMAHAN BUKU :
(1)
Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu
peristiwa.
(2) Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.
Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini
(2) Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.
Baca Juga Kumpulan Resensi Bertema Sejarah Disini